Ahlan wa Sahlan

" Selamat Datang di Blog Manto Abu Ihsan,...Silahkan kunjungi juga ke www.mantoakg.alazka.org

Manto Abu Ihsan " Hadir untuk perubahan"

Manto Abu Ihsan " Hadir untuk perubahan"
H.Sumanto, M.Pd : " Siap membantu dalam kegiatan Motivation Building, Spiritual Power, Get Big Spirit and Character Building."

Thursday, January 22, 2009

Kebersihan Hati

Kebersihan Hati, Kunci Menggapai Surga
SIAPA yang tak ingin hidup bagai di surga ? Semua orang pasti mengharapkannya, meski tidak semua orang berhasil meraihnya. Asal tahu saja bahwa kehidupan surgawi dapat kita hadirkan di sini, ketika kita hidup di dunia ini. Caranya pun amat mudah, asal tahu, mau, dan mampu menjalaninya.
Melalui kisah dan cerita, tanpa menggurui, bedah buku "Cara Mudah Menggapai Surga" karangan Hamim Thohari yang juga anggota BP MPR dilakukan di Pusat Da'wah Islam Bandung, Minggu(10/11). Selain Hamim Thohiri, pembicara lainnya ialah Emil Threeska, Dirut CV. Nabila.
Acara itu merupakan kerja sama antara Perpustakaan Da'wah Islam Jawa Barat dan Pustaka Inti dalam upaya meningkatkan kualitas ruhani agar tercapai kekhusyuan dalam menggapai keridhaan Ilahi. Buku "Cara Mudah Menggapai Surga" mengajak pembaca untuk berkelana menjelajahi lintasan masa dan sejarah serta menyajikan berbagai peristiwa dan tokoh yang berhasil menghadirkan surga dalam hidupnya.
Setelah sekian lama dimensi spiritual terabaikan, kini banyak orang berbondong-bondong mencari keteduhan jiwa dan ketenangan hati dengan menyelami dunia tasawuf. Khazanah Islam yang lama telah terkubur itu, kini digali kembali. Buku-buku tasawuf yang rata-rata masih berupa kitab kuning saat ini mulai banyak diterjemahkan. Sebagian direkonstruksi guna mengikuti sistematika yang lebih mudah dipahami.
Merupakan fenomena baru ketika sekelompok orang asyik bertafakur mengikuti wejangan-wejangan kesufian dan melakukan prosesi-prosesi spiritual tertentu di tengah ingar bingarnya kehidupan kota besar. Gejala itu dari hari ke hari semakin sering ditemukan, baik di mesjid-mesjid tradisional maupun di mesjid yang berada di perumahan elit.
Gejala itu diterima sebagai suatu kenyataan bahwa pengembangan potensi akal saja tidak cukup untuk menciptakan kedamaian, kebahagiaan, dan kesejahteraan batin. Rasio tidak bisa diandalkan untuk memecahkan keresahan batin, kegoncangan jiwa, dan rasa takut. Padahal tiada hari bagi manusia kecuali menghadapi masalah kebatinan itu.
Untuk keperluan itu, dunia barat mengembangkan kajian kejiwaan yang kemudian melahirkan teori "Kecerdasan Emosi". Pada kenyataannya, kecerdasan emosi saja tidak cukup untuk keperluan itu. Masih ada misteri yang harus diungkap lagi . Dari sinilah muncul "kecerdasan spritual".
Mendahului segala teori tentang kecerdasan spiritual yang berkembang di barat, para intelektual Muslim sudah sejak lama mengembangkan masalah ini. Tidak saja melalui kajian keilmuan, tapi juga segi praktisnya dalam bentuk prosesi-prosesi spiritual. Lahirlah berbagai aliran tarikat dengan ciri khasnya masing-masing yang pada dasarnya berikhtiar untuk mencerdaskan spiritual melalui latihan-latihan yang ketat dan disiplin keras.
Kecerdasan spiritual yang bersumber dari hati itulah yang menjadi kunci setiap orang untuk dapat meraih surga. Baik surga dalam arti sebenarnya yaitu kehidupan kelak di akhirat yang kekal, atau pun kehidupan surgawi di dunia ini.
"Segala sesuatu itu bersumber dari hati. Orang yang tak memiliki hati bersih tidak dapat masuk surga. Tidak dapat digapainya surga oleh orang yang memiliki hati kotor karena kekotoran hatinya itu mengakibatkan ia selalu berbuat hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT," tegas Hamim Thohari .
Selanjutnya, Emil Treeska menambahkan bahwa hati sangat menentukan tergapainya surga karena hati merupakan pusat kontrol kesadaran manusia. "Segala tingkah laku kita di dunia ini bersumber dari hati. Jika hatinya bersih, tentu orang itu akan melangkah di dunia ini dengan baik. Jadi keimanan itu bersumber dari hati yang kemudian terpancar dalam tingkah lakunya yang baik. Ia akan menjalankan setiap perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. Jika telah begitu, maka surga telah digapainya baik di dunia maupun akhirat," katanya.
Harta, kekuasaan dan hubungan antarsesama merupakan potensi untuk meraih surga. "Jika orang yang memiliki semuanya itu berhati bersih, maka potensi itu akan membawanya ke surga. Tetapi jika tidak, justu itu akan membawanya ke neraka karena hanya dipakai untuk memenuhi hawa nafsunya yang berakibat timbulnya keangkaramurkaan di dunia ini," kata Hamim Thohiri

No comments: