Ahlan wa Sahlan

" Selamat Datang di Blog Manto Abu Ihsan,...Silahkan kunjungi juga ke www.mantoakg.alazka.org

Manto Abu Ihsan " Hadir untuk perubahan"

Manto Abu Ihsan " Hadir untuk perubahan"
H.Sumanto, M.Pd : " Siap membantu dalam kegiatan Motivation Building, Spiritual Power, Get Big Spirit and Character Building."

Tuesday, November 23, 2010

Character Building: School or Family Role?

Seorang tetangga kami menjadi guru agama dan guru karakter (character building) di sebuah sekolah. Sekolah ini memiliki misi membangun karakter siswa-siswanya. Sore itu, ia bertandang ke rumah tetangga kami juga yang lain.

Setelah ngoborl sana-sini, pembicaraan tiba ke topik mendidik anak. Tetangga saya yang dikunjungi ini bertanya, "kenapa sih anak-anak di sekolahmu itu karakter dan perilakunya ga bagus?"

"Lihat tuh sih X (seorang anak SD), kelakuannya kok kayak begitu? Kok sekolahnya ga ngajarin karakternya supaya bagus sih?"
Isteri saya yang juga berada di sana, bersegera menyela, "Sekolah ga bisa disalahkan bu. Kelakuan anak-anak itu tergantung keluarga dan orang tuanya."

Benar kata isteri saya. Sebaik apapun sekolah mengajarkan karakter, tidaklah akan sebaik keluarga (orang tua) bila mereka mendidik anaknya. Walaupun sekolah memiliki visi, misi, dan program yang bagus untuk mendidik karakter siswanya, tidaklah akan seefektif orang tua bila mereka melakukannya. Mengapa demikian?

Pendidikan karakter tidak bisa disamakan dengan pengajaran matematika atau sejarah atau mata pelajaran lainnya. Pendidikan karakter bukanlah mentransfer ilmu, tetapi teladan. ia tidak memberikan pengajaran tetapi contoh hidup. Ia tidak perlu pekerjaan rumah, tapi pembiasaan diri. Ia tidak ada ulangan, tetapi ujian hidup.

Adapun sekolah yang mengajarkan Character Building di jam sekolah, hal ini tidak berarti karakter yang diajarkan terbentuk dalam diri siswa. Pengajaran CB hanya akan sampai pada tataran pengetahuan dan pemahaman. Apalagi jika diajarkan pada siswa yang menjelang dan sudah remaja. Pengajaran ini semakin tidak efektif bila hanya berupa ceramah dan aktifitas biasa. Dikarenakan hakikat karakter bersumber pada pembiasaan dan pemodelan, maka waktu menjadi kata kunci untuk melihat tumbuhnya karakter itu.

Pembiasaan berarti pelatihan secara terus menerus dan terstruktur terhadap satu karakter yang diharapkan tumbuh. Sedangkan Pemodelan dimaksudkan sebagai bukti dan sarana impartasi/inspirasi bagi siswa tentang contoh nyata karakter yang diharapkan, sehingga memberikan arah bagi siswa.

Dua hal ini sangat efektif dilakukan oleh orang tua, mengingat siswa sepenuhnya bergantung dan percaya pada orang tua di masa anak-anaknya. Semakin belia usia anak, semakin efektif orang tua melatih dan membetuk karakter anak.

Jika sekolah memiliki misi khusus untuk mengajarkan CB pada siswa, akan terlebih efektif bila sekolah dapat melakukan program-program yang lebih dinamis dan korporat. Dinamis berarti bukan berupa metode ceramah, melainkan kegiatan-kegiatan yang berorientasi tantangan atau problem solving untuk memunculkan karakter yang diharapkan. SEcara Korporat dimaksudkan sebagai pemberi energi pada teman sebaya untuk memiliki kualitas karakter yang diharapkan.

No comments: